MENGAPA MALAS BERZIKIR?

Mengapa malas berzikir? Sedangkan Allah Ta’ala memerintahkan kita supaya sentiasa mengingatiNya :

“Hai, orang-orang yang beriman, berdzikirlah yang banyak kepada Allah (dengan menyebut namaNya)”. (Al-Ahzaab, 33:42).
Berzikir…inilah amalan yg boleh mendekatkan diri dengan Allah ‘Azzawajalla.
“Karena itu, ingatlah kamu kepadaKu, niscaya Aku ingat (pula) kepadamu (dengan memberikan rahmat dan pengampunan). Dan bersyukurlah kepadaKu, serta jangan ingkar (pada nikmatKu)”. (Al-Baqarah, 2:152).
“Laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, maka Allah menyediakan untuk mereka pengampunan dan pahala yang agung”. (Al-Ahzaab, 33:35).

Dimana hati kita ketika mulut sedang berzikir?
Mengapa mulut sahaja yg berzikir?
Kenapa hati kita malas berzikir?

“Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut (pada siksaanNya), serta tidak mengeraskan suara, di pagi dan petang hari. Dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai”. (Al-A’raaf, 7:205).

Kita lebih suka mengeraskan suara supaya dapat memberitahu hati bahawa kita sedang berzikir…sedangkan kita tidak mengingatiNya di dalam hati kita…

Mulut kita hanya melafazkan apa yg hati tidak fahami…Mulut sahaja yg bergerak…tetapi hati?

Mengapa malas berzikir? Sedangkan kedudukan orang yg berzikir adalah jauh berbeza daripada orang yg tidak berzikir…

Rasul Shallallahu’alaihi wasallam bersabda:
Perumpamaan orang yang ingat akan Rabbnya dengan orang yang tidak ingat Rabbnya laksana orang yang hidup dengan orang yang mati. [HR. Al-Bukhari dalam Fathul Bari 11/208]
Mengapa malas berzikir? Adakah kerana amalan berzikir itu terlalu remeh bagi kita?
Rasulullah s.a.w bersabda:
“Maukah kamu, aku tunjukkan perbuatanmu yang terbaik, paling suci di sisi Rajamu (Allah), dan paling mengangkat darjatmu; lebih baik bagimu dari infaq emas atau perak, dan lebih baik bagimu daripada bertemu dengan musuhmu, lantas kamu memenggal lehernya atau mereka memenggal lehermu?” Para sahabat yang hadir berkata: “Mau (wahai Rasulullah)!” Beliau bersabda: “Dzikir kepada Allah Yang Maha Tinggi”. [HR. At-Tirmidzi 5/459, Ibnu Majah 2/1245]

Mengapa malas berzikir? Tidak mahukah jika Allah mengingati kita di dalam diriNya?
Rasul Shallallahu’alaihi wasallam bersabda:
Allah Ta’ala berfirman: Aku sesuai dengan persangkaan hambaKu kepadaKu, Aku bersamanya (dengan ilmu dan rahmat) bila dia ingat Aku. Jika dia mengingatKu dalam dirinya, Aku mengingatnya dalam diriKu. Jika dia menyebut namaKu dalam suatu perkumpulan, Aku menyebutnya dalam perkumpulan yang lebih baik dari mereka. Bila dia mendekat kepadaKu sejengkal, Aku mendekat kepadanya sehasta. Jika dia mendekat kepadaKu sehasta, Aku mendekat kepadanya sedepa. Jika dia datang kepadaKu dengan berjalan (biasa), maka Aku mendatanginya dengan berjalan cepat”. [HR. Al-Bukhari 8/171 dan Muslim 4/2061]Mengapa malas berzikir? Adakah kerana susah sangat beramal dengan Islam?
Dari Abdullah bin Busr Radhiallahu’anhu, dia berkata: Bahwa ada seorang lelaki berkata: “Wahai, Rasulullah! Sesungguhnya syari’at Islam telah banyak bagiku, oleh karena itu, beritahulah aku sesuatu buat pegangan”. Beliau bersabda: “Tidak hentinya lidahmu basah karena dzikir kepada Allah (lidahmu selalu mengucapkannya).” [HR. At-Tirmidzi 5/458, Ibnu Majah 2/1246]
Mengapa malas berzikir? Adakah kerana zikir itu pahalanya sedikit berbanding amalan lain?
Rasul Shallallahu’alaihi wasallam bersabda:
“Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Al-Qur’an, akan mendapatkan satu kebaikan. Sedang satu kebaikan akan dilipatkan sepuluh semisalnya. Aku tidak berkata: Alif laam miim, satu huruf. Akan tetapi alif satu huruf, lam satu huruf dan mim satu huruf.” [HR. At-Tirmidzi 5/175]
Mengapa malas berzikir di dalam kumpulan yang ramai? Adakah kerana malu?
Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda:
“Barangsiapa yang duduk di suatu tempat, lalu tidak berdzikir kepada Allah di dalamnya, pastilah dia mendapatkan hukuman dari Allah dan barangsiapa yang berbaring dalam suatu tempat lalu tidak berdzikir kepada Allah, pastilah mendapatkan hukuman dari Allah.” [HR. Abu Dawud 4/264; Shahihul Jaami’ 5/342]
“Apabila suatu kaum duduk di majelis, lantas tidak berdzikir kepada Allah dan tidak membaca shalawat kepada Nabinya, pastilah ia menjadi kekurangan dan penyesalan bagi mereka, maka jika Allah menghendaki boleh sahaja Dia menyiksa mereka dan jika menghendaki mengampuni mereka.” [Shahih At-Tirmidzi 3/140]
“Setiap kaum yang berdiri dari suatu majelis, yang mereka tidak berdzikir kepada Allah di dalamnya, maka mereka laksana berdiri dari bangkai keledai dan hal itu menjadi penyesalan mereka (di hari Kiamat).” [HR. Abu Dawud 4/264, Ahmad 2/389 dan Shahihul Jami’ 5/176]